Kamis, 30 Juli 2015

Merangkul Sepi by Luvy

Studiovab
Saat engkau hadir dalam legenda hariku
Menggiringku ke dalam buaian sesaat
Berdendang dengan bisikan angin lalu
Yang selalu membuat badai berkecamuk
Badai cintaku

Karena cintakah
Mata ini tertutup akan sandiwaramu
Karena cintakah
Telinga ini terasa kaku dalam bisik dunia
Seperti sihir dalam dongen 1001 malam
Aku hanyalah putri salju yang tak berjiwa
Kaku, beku akan cumbu palsu
Hingga
Saat mata terbuka dalam adegan mendua
Mulut terkatup tak berkata
Saat telinga terbuka dalam kesyahduan
Aku hanya terdiam
Menangis 
Memenjara jiwa dan raga
Menjadikan cinta sebagai kesalahan peran
Merintih

Namun
Saat lelah
Saat bendungan airmata kering
Saat semua bagiku hilang
Namamu merekat erat
Tak kuasa berdiri menatap
Diam dan diam
Tertunduk, merangkul sepi
Berharap mentari menyapu bersih malam kelam
Hingga ku saksikan sepenggal drama cinta
Berdawai sesal

Lesu

Berau, 17 Juli 2015

Jumat, 24 Juli 2015

Tum Hi Ho (Lirik Indonesia) by Luvy

Tum Hi Ho
Salam...

Karena senang mendengar lagu ini, terasa sangat merdu dan syahdu walau sedikit mengerti artinya sehingga tergerak hati ingin menulis bait demi bait lirik lagu ke dalam bahasa "Indonesia". Inilah hasil keisengan saya.

Hampa hidupku tanpa dirimu
Apalah arti keberadaanku
Hampa hidupku tanpa dirimu
Apalah arti keberadaanku
Bila waktu yang kan memisah
Bagaikan jiwa hilang dari raga

Karena kau satu
Dalam hatiku
Hidupku... hanya untukmu...
Ho ho ho...
Damaiku... jua dukaku...
Dan kini... hanya dirimu...

Perasaan apa yang terjadi
Ku tak mampu pisah walau sekejap
Hari - hari ku bertahan
Semua waktu tlah ku berikan
Tak sedetik pun tanpa hadirmu
Tiap hela napas ada namamu...

Karena kau satu
Dalam hatiku
Hidupku... hanya untukmu...
Ho ho ho...
Damaiku... jua dukaku...
Dan kini... hanya dirimu...

Hanya kamu... Aku hidup...
Ku serahkan... Seluruh jiwa...
Kesetiaan hati pun menjaga
Menghapus seluruh duka lara
Rasa terjalin dalam ikatan
Bersamamu hidupku sempurna...

Karena kau satu
Dalam hatiku
Hidupku... hanya untukmu...
Ho ho ho...
Damaiku... jua dukaku...
Dan kini... hanya dirimu...

Karena kau satu
Dalam hatiku
Hidupku.. hanya untukmu...
Ho ho ho...
Damaiku... jua dukaku...
Dan kini... hanya dirimu

Berau, 22 Juli 2015

Hujan sesaat by Luvy

Naizzira's Corner
 Petir menyambar rongga - rongga telinga
Arus tegangan menyengat hati
Memompa detak jantung
Membakar tubuh
Lunglai

Saat punggung ayah begitu kokoh
Menjadikanku seorang putri nan jelita
Menjadikan keluarga laksana surga
Tanpa badan dan hujan melanda

Kini
Angin menghembus kokohnya
Menjadikanku pengemis asa
Merontokkan bangga

Wanita
Cantik nan gairah
Merangkul manja
Menghiasi senyum kembang ayah
Sungguh
Lutut tak mampu menopang rasa ketir dan sakitnya
Sesak menjalar
Mengapa ?
Mengapa ?
Dusta menjelma belati yang siap mengiris rasa
Silap yang tak diduga

Ibu
Tahukah engkau
Luruh cinta ini sesaat
Mengepung segenap sudut sesal
Tahukah engkau
Bahagia di atas dusta
Senyum di atas nestapa

Langkahku goyang
Petir kini menyambar
Hujan membasahi ujung jemari
Menitikkan reda
Tuhan
Badai mungkinkah berlalu
Membawa ranting - ranting patah
Di ujung asa kami

Tuhan
Mampukah aku berjalan

Berau, 19 Juli 2015

Selasa, 21 Juli 2015

Hiduplah dengan FitrahNYA by Luvy

Ied Mubarak
Beduk bertabuh bersahut - sahutan
Berdendang seiring gema takbir
Bintang gemintang berkelap kelip
Seluruh jagat bertasbih

Sambut syukur derai airmata
Tanda fitrah membasuh dosa
Dari ubun - ubun hingga jiwa
Bermandi maaf bertabur berkah

Allahuakbar Allahuakbar
Laila haillallahu allahuakbar
Allahuakbar walillailham

Mungkin mata tak sanggup bersirat
Mungkin kata tak mampu berucap
Atau mungkin raga tak mampu bertandang

Luruhkan dengki dan dendam
Siramlah maaf dan sayang

Tiada khilaf yang tak mampu termaafkan
Tiada sikap yang tak mampu terjaga

Bila waktu takbir tiba

Hiduplah dengan fitrahNYA

Berau, 16 Juli 2015

Good bye, Ramadhan by Luvy

More like this
Terpuruk aku dalam sedekap
Menghantarkanmu ke penghujung sua
Bahagiakah aku
Atau
Haruskah aku merindu
Hanya sepenggal waktu kita bersama
Segala lara dan dosa ku kuak
Menguap di selama megaMU

Tak berpaling satu waktu ku bercinta denganMU
Tak berpaling satu ayat ku dendang merdu
Tak berpaling sepertiga malam ku merangkulMU
Tak berpaling satu hari ku menahan nafsu

Haruskah aku melepasmu
Dari segala cumbu
Haruskah aku menunggu
Dari segala waktu
Kini...
Penghujung waktu menghunuskan pedangnya
Membawaku ke medan laga dunia
Menguras raga dan jiwa
Seolah tak ada tempat untuk bernuansa
Letih...
Bertarung sepanjang masa
Menanti...
Bulan di antara bulan
Bukan...
Aku bosan
Tapi...
Ku takut mahkota ini kotor akan dosa
Yang membuat engkau enggan bersua

Ramadhan
Peluk aku di penghujungmu
Kecup aku dalam rangkulmu
Tak terbayar usia rinduku
Hanya untuk menunggu hadirmu

Ramdhan Kareem

Berau, 16 Juli 2015

Bagaimana aku bilang by Luvy

Aquasixio
Rasa itu datang begitu saja
Tak mengenal waktu dan masa
Ia hadir tetap di relung hati
Berakar dan tumbuh berbunga
Ingin ku petik kembang indahnya
Namun apa daya, asaku berselimut kabut senja
Saat ku merebak putihnya
Yang ku dapat malam pekat
Sungguh
Tak ingin ku lewati masa ini
Hanya diam dan tertunduk
Menatap punggungnya
Samar
Sungguh
Airmata ini ingin mengalir
Membanjiri tiap sudru laraku
Membasuh dan menghanyutkan rasa
Agar ku bebas berkata
AKU CINTA...

Berau, 16 Juli 2015

Senin, 20 Juli 2015

Bulanpun merunduk by Luvy

Johanna
Hai pujaan
Ku tutup wajah ini kala bersua
Namun tahukah engkau ?
Samudera hati ini meluap
Tak terbendung senduku jauh
Hanya menatapmu
Menantimu dalam kebodohanku

Hai pujaan
Nun jauh engkau bersama bintang
Letih nian ku menatap
Ingin ku berpaling sejenak
Namun hatiku meronta tidak
Tahukah engkau ?
Ku cipta dunia cintaku sendiri
Dari bayangmu yang semu
Tahukah engkau ?
Ku ikrar janji hati setia
Dari harap tak berujung

Hai pujaan
Sempurnakah aku
Yang selalu menunggu
Berpalingmu
Mereguk cintaku yang hanya separuh

Hai pujaan
Rasa takut ketidaksempurnaanku
Mengaburkan pandangmu
Bahkan cahya rembulan
Tak mampu berisyarat merdu
Hanya tertunduk menatapku
Yang kini luka akan penantian semu

Padamu pujaan
Sentuh hatiku yang kini gersang

Berau, 13 Juli 2015