Jumat, 24 Juli 2015

Hujan sesaat by Luvy

Naizzira's Corner
 Petir menyambar rongga - rongga telinga
Arus tegangan menyengat hati
Memompa detak jantung
Membakar tubuh
Lunglai

Saat punggung ayah begitu kokoh
Menjadikanku seorang putri nan jelita
Menjadikan keluarga laksana surga
Tanpa badan dan hujan melanda

Kini
Angin menghembus kokohnya
Menjadikanku pengemis asa
Merontokkan bangga

Wanita
Cantik nan gairah
Merangkul manja
Menghiasi senyum kembang ayah
Sungguh
Lutut tak mampu menopang rasa ketir dan sakitnya
Sesak menjalar
Mengapa ?
Mengapa ?
Dusta menjelma belati yang siap mengiris rasa
Silap yang tak diduga

Ibu
Tahukah engkau
Luruh cinta ini sesaat
Mengepung segenap sudut sesal
Tahukah engkau
Bahagia di atas dusta
Senyum di atas nestapa

Langkahku goyang
Petir kini menyambar
Hujan membasahi ujung jemari
Menitikkan reda
Tuhan
Badai mungkinkah berlalu
Membawa ranting - ranting patah
Di ujung asa kami

Tuhan
Mampukah aku berjalan

Berau, 19 Juli 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar